Asap Ganja Jauh Lebih Sedikit Beresiko Kanker Daripada
Asap Tembakau
ScienceDaily (Oct. 19, 2005) – Asap
dari ganja ternyata tidak memiliki resiko karsinogen sebesar asap tembakau.
Pada ulasan sebuah artikel yang diterbitkan di Jurnal of Harm reduction, Dr.
Melamed dari Universitas Colorado, Colrado Springs, USA, menulis bahwa walaupun
asap ganja dan asap tembakau punya komposisi senyawa kimia yang sangat mirip,
bukti menunjukkan bahwa efek mereka sangat berbeda dan asap ganja jauh lebih
sedikit berefek karsinogen daripada efek dari asap tembakau.
Efek farmakologis dari asap tembakau
dan ganja berbeda dalam berbagai hal, sebagian besar karena asap tembakau
mengandung nikotin sementara asap ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC).
Efek yang memicu kanker ditingkatkan oleh nikotin, sementara efek yang sama ini
dikurangi dan dihambat oleh THC.
Asap tembakau dan ganja mengandung
senyawa karsinogenik yang sama – dan tergantung pada bagian mana dari tanaman
yang dihisap, asap ganja bisa mengandung lebih banyak senyawa ini – namun,
dimana nikotin mengaktifkan senyawa karsinogenik ini, THC telah terbukti
menghambat mereka pada sel-sel tikus. THC cenderung lebih memiliki efek
protektif (melindungi) terhadap senyawa-senyawa karsinogen yang terdapat pada
asap terhadap manusia juga, namun asap ganja tetaplah memiliki resiko
karsinogen.
Sementara nikotin dan THC dapat
bekerja pada jalur seluler yang berhubungan, mereka terikat pada reseptor yang
berbeda untuk mengaktifkan jalur ini. Sel-sel pada jalur pernafasan dan
paru-paru dilapisi dengan reseptro nikotin, namun tidak tampak memiliki
reseptor THC. Ini menjelaskan kenapa menghisap asap ganja tidak berhubungan
dengan kanker paru-paru, penyebab utama kematian dari merokok tembakau.
Ganja adalah obat-obatan dengan
kategori kelas C di Amerika Serikat. Ganja telah dihubung-hubungkan dengan
peningkatan resiko psikosis dan schizophrenia, pada sekelompok kecil dari
individu yang memang rentan terhadapnya. Namun terdapat bukti-bukti yang terus
bertambah bahwa ganja memiliki kegunaan medis yang penting dan bisa
meningkatkan kondisi kehidupan dari pasien-pasien yang menderita berbagai macam
jenis penyakit, termasuk multiple sclerosis, AIDS, Alzheimer dan Insomnia.
Terlepas dari ini, pemerintah telah menunjukkan keengganan untuk
melegalisasikan penggunaan ganja dalam kedokteran, dengan dasar bahwa resiko
yang berkaitan dengan penggunaan ganja masih lebih besar daripada manfaatnya.
bagaimana cara kerja nikotin dalam mengaktifkan senyawa karsinogenik tersebut didalam tumbuhan tembakau, sehingga tumbuhan tembakau lebih berisiko dari pada ganja?
BalasHapusEfek farmakologis dari asap tembakau dan ganja berbeda dalam berbagai hal, sebagian besar karena asap tembakau mengandung nikotin sementara asap ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Efek yang memicu kanker ditingkatkan oleh nikotin, sementara efek yang sama ini dikurangi dan dihambat oleh THC.
BalasHapusAsap tembakau dan ganja mengandung senyawa karsinogenik yang sama – dan tergantung pada bagian mana dari tanaman yang dihisap, asap ganja bisa mengandung lebih banyak senyawa ini – namun, dimana nikotin mengaktifkan senyawa karsinogenik ini, THC telah terbukti menghambat mereka pada sel-sel tikus. THC cenderung lebih memiliki efek protektif (melindungi) terhadap senyawa-senyawa karsinogen yang terdapat pada asap terhadap manusia juga, namun asap ganja tetaplah memiliki resiko karsinogen.
Sementara nikotin dan THC dapat bekerja pada jalur seluler yang berhubungan, mereka terikat pada reseptor yang berbeda untuk mengaktifkan jalur ini. Sel-sel pada jalur pernafasan dan paru-paru dilapisi dengan reseptro nikotin, namun tidak tampak memiliki reseptor THC. Ini menjelaskan kenapa menghisap asap ganja tidak berhubungan dengan kanker paru-paru, penyebab utama kematian dari merokok tembakau.
dari artikel yang dimuat diatas, dapat kita ketahui bahwa efek karsinogen pada tembakau lebih banyak dibandingkan pada ganja disebabkan tembakau mengandung nikotin yang dapat memicu kanker. sedangkan ganja memiliki THC (tetrahydrocannabinol) yang dapat menghambat terjadinya kanker.
BalasHapusdari artikel yang saya baca, ternyata Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Namun hasil penguraian dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamine lah yang bersifat karsinogenik.
BalasHapus