Kamis, 27 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER_KIMIA BAHAN ALAM


1.      Jelaskan dalam jalur biosintesis triterpenoid, identifikasilah faktor-faktor penting yang sangat menentukan dihasilkannya triterpenoid dalam kuantitas yang banyak.
Jawab:
Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu :
a.       Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
b.      Pengganbungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid
c.       Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid
Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesa terpenoid adalah asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalinat. reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan Isopentenil pirofosfat (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan Geranil pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoid. senyawa diterpenoid diturunkan dari Geranil-Geranil Pirofosffat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama.
Mekanisme biosintesa senyawa terpenoid adalah sebagai berikut :
     
         O                           O                                                        O          O                       
                                                                                                                            
CH3-C-SCoA +    CH3-C-SCoA                        CH3-C-CH2-C-SCoA


         O          O                                                            OH         O
                                                                                             
CH3-C-CH2-C-ScoA                                           CH3-C-CH2-C-OH
 
       CH2-C-SCoA                                                       CH3-CH2-OH
               
                O

CH3-C-CH2-CH3-OPP                                        CH3-C=CH-CH2-OPP          
        
      CH2                                                                       CH3
                                                                 
      (IPP)                                                        (DMAPP)

Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.
Struktur terpenoida yang bermacam ragam timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat.
                  Jadi menurut saya yang menentukan pembentukan triterpenoid yaitu :
a.       koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat
b.      Isopentenil pirofosfat (IPP)
c.       Dimetil alil pirofosfat (DMAPP)
d.      Geranil pirofosfat (GPP)
e.       Farnesil pirofosfat (FPP
f.       Geranil-Geranil Pirofosffat (GGPP

2.      jelaskan dalam penentuan struktur flavonoid, kekhasan signal dan intensitas serapan dengan menggunakan spektrum IR dan NMR. Berikan dengan contoh sekurang-kurangnya dua struktur yang berbeda.
Jawab: Metoda yang dapat menentukan serta mengindentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa organic, yang mana gugus fungsi dari senyawa organic akan dapat ditentukan berdasarkan ikatan dari tiap atom dan merupakan bilangan frekuensi yang spesifik.
Pengukuran serapan senyawa hasil isolasi dengan spektroskopi IR menunjukkan serapan karakteristik pada bilangan gelombang seperti terlihat pada Gambar

Spektrum IR memberikan informasi adanya pita serapan pada bilangan gelombang 1659 sampai 1580 cm−1 yang menunjukkan adanya gugus C=C aromatic dan munculnya serapan 3065 cm−1 menunjukkan adanya gugus C-H aromatik. Pita serapan pada bilangan gelombang 1738 cm−1 menunjukkan adanya gugus karbonil. Adanya gugus C-O-C ditunjukkan oleh serapan pada bilangan gelombang 1078 cm−1. Pita serapan pada bilangan gelombang 2926- 2855 cm−1 menunjukkan adanya regang C-H alifatik. Hal ini mengindikasikan adanya rantai alifatik, dimana rantai alifatik ini berasal dari senyawa pengotor.

Sinyal-sinyal 13C-NMR ester asam lemak yang muncul pada daerah C-H alifatik yaitu pada daerah 11,1662 sampai 38,8941 ppm sehingga tidak mempengaruhi sinyal 13C-NMR senyawa flavonoid yang umumnya muncul pada daerah C-H aromatik yaitu pada 62,2248 - 182,6558 ppm.


Tabel 1: Perbandigan sinyal 13C-NMR, wogonin dan senyawa isolat
Atom         Wogonin      Senyawa Isolat
C  ppm)                (ppm)
C2             130,8               131,4063
C3 105,0              106,0535
C4             182,0               182,6558
C5             157,4               157,9420
C6             99,1                 99,0523
C7             156,2               155,4906
C8             128,3               127,0378
C9             149,6               149,0618
C10           103,7              105,4430
C10           163,0               163,7126
C20           129,2               129,4510
C30           126,3               126,3892
C40           132,1               132,1980
C50           126,3               126,3892
C60           129,2              129,4510
O-CH3      61,0                  62,2248
3.       Dalam isolasi alkaloid, pada tahap awal dibutuhkan kondisi asam atau basa. Jelaskan dasar penggunaan       reagen tersebut, dan berikan contohnya sekurang-kurangnya tiga macam alkaloid.
Jawab:
Reaksi utama yang mendasari biosentesi senyawa alkaloid adalah reaksi manich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan skunder, dan suatu senyawa fenol. Biosentesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan kalur mevalonat juga ditemukan dalam biosentesis alkaloid. Kemudian reaksi yang mendasari pembentukan alkaloid membentuk basa. Basa kemudian bereaksi dengan karbonion dalam kondensasi hingga terbentuk alkaloid sehingga suasananya adalah basa contohnya
seperti ini  gambar di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbJ2MSKOM6jGA4Ntqz_Ci1uiGqaziWApZTsPWRjjUTTImh8jl8Iu8gkaAZ3XxD4uYv_ifo-Rr-C8bVuxwNkfVGdvJPP3tWpo1HG1cds_lhK08cQMJ_l58DFac6_pfHnzs2lF1XdGbylHM/s1600/tirosin.jpg
Tirosin

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRqouIEEIHbJAOwUAWCC73Oa-yWiGJ-hsj2c6Y0XbgRivCLo1b8BLdFtvop-hkJIhs7jSUov7m2N69M4rWUAHti8GF2cq9nnPtINs6oJMeH4twEGBTqtto6y0e9XWQJ_2_BaERYq0RLgc/s320/triptofan.jpg
Tritofan



4.      Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam . Berikan contohnya.
Antara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur itu sangat berkaitan yaitu  dari biosentesi kita mengetahui bagaimana suatu senyawa dihasilkan dan dengan metode isolasi kita dapat mendapatkan senywa yang kita inginkan dengan mengisolasi suatu bahan yang mengandung senyawa yang kita ingin hasilkan dengan penentuan struktur senyawa fungsinya agar kita mengetahui apakah senyawa tersebut memiliki struktur yang sama dengan biosentesisnya.
Contohnya pada Terpenoid

C.Biosintesis Terpenoid Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan struktur yang diturunkan dari unit isoprene (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor, sedangkan unit isoprene diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (MVA). Adapun reaaksinya adalah sebagaiberikut:
Gambar 1. Jalur Asam Mevalonat Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalinat, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforialsi,eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasimenghasilkan isopentenil (IPP) yangselanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzimisomeriasi. IPP sebagai unti isoprene aktif bergabung secara kepala ke ekordengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama daripolimerisasi isoprene untuk menghasilkan terpenoid.Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari ikatan rangkap IPPterhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron diikuti olehpenyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat (GPP) yaitusenyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.Penggabungan selanjutnya antara satu unti IPP dan GPP dengan menaismeyang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawaantara bagi semua senyawa seskuiterpenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dariGeranil-Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu untiIPP dan GPP dengan mekanisme yang sama.
Secara umum biosintesa dari terpenoid terjadi 3 reaksi dasar yaitu:
1.Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
3.Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Gambar 2. Mekanisme biosintesa senyawa terpenoid
D. Klasifikasi Terpenoid Berdasarkan mekanisme biosintesisnya, maka senyawa terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut:
No   Jenis Senyawa Jumlah atom Karbon      Sumber
1.       Monoterpenoid                       10                           Minyak atsiri
2.        Seskuiterpenoid                      15                           Minyak atsiri
3.        Diterpenoid                               20                           Resin pinus
4.        Triterpenoid                              30                           Damar
5.        Tetraterpenoid                        40                           Zat warna karoten
6.        Politerpenoid                           ≥ 40                        Karet alam
·         Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah diketahui.
Struktur dari senyawa mono terpenoid yang telah dikenal merupakan perbedaan 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prisnsip dasar penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isoprene. Stuktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersialyang banyak diperdagangkan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalool dari yang satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerasi. Ketiga alcohol ini yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal.
Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.

Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banayak variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan struktur monoterpenoid mengikuti suatu sistematika tertentu yang dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon suatu monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi dehidrogenasi menjadi suatu senyawa aromatik (aromatisasi).
Penetapan struktur selanjutnya ialah menetukan letak atau posisi gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan didalam kerangka karbon tersebut. Posisi gugus fungsi dapat diketahui berdasarkan penguraian oksidatif. Cara lain adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh reaksi-reaksi tertentu menjadi senyawa lain yang telah diketahui strukturnya. Dengan kata lainsaling mengaitkan gugus fungsi senyawa lain yang mempunyai kerangka karbon yang sama. Pembuktian struktur sutau senyawa akhirnya didukung oleh sintesa senyawa yang bersangkutan dari sutau senyawa yang diketahui strukturnya.
·         Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.
Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis.
Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lannya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
·         Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata.
Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.


Gambar 3. Resin pinus yang mengandung metabolit sekunder berupa diterpenoid dan dapat digunakan dalam produksi pernis dan parfum.
·         Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria.

Struktur terpenoida yang bermacam ragam timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa, isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil-, dan geranil-geranil pirofosfat.
·         Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.
·         Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Isolasi Dan Identifikasi Terpenoid Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu:  melalui sokletasi dan maserasi.
·         Sekletasi
Dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkanlalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diujifitokimia dan uji aktifitas bakteri.
·         Teknik maserasi
menggunakan pelarut methanol. Ekstrak methanol dipekatkan lalu lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl4M.hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksanadikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri.

Jumat, 30 November 2012

Isolasi Nikotin



                  Nikotin merupakan senyawa alkaloid yang terdapat dalam tanaman tembakau dan berpotensi sebagai insektisida alami pengganti insektisida sintetik.Nikotin mempunyai sifat mudah terurai oleh faktor alam sehingga tidak meninggalkan residu pada tanaman inang. Isolasi nikotin dapat dilakukan dengan teknik maserasi dan dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut kloroform. Teknik isolasi ini cukup mudah dan dapat menghasilkan isolat yang mengandung nikotin dalam konsentrasi cukup besar dan relatif murni. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui waktu dan volume maserasi yang optimum untuk mengisolasi nikotin dari 50 gram daun tembakau kering dan untuk mengetahui pengruh isolat kasar nikotin sebagai insektisida alami terhadap ulat grayak (Spodoptera litura).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia FMIPA UM dan Laboratorium Hama dan Tanaman BALITAS, Karang Ploso, Malang. Daun tembakau jenis virginia dan ulat grayak sebagai hewan uji diperoleh dari BALITAS, Karang Ploso, Malang. Isolasi nikotin dilakukan dengan cara maserasi-ekstraksi dengan variasi waktu maserasi dilakukan pada 24 jam, 48 jam dan 72 jam dan variasi volume maserasi pada waktu optimum dilakukan pada volume 250 mL, 500 mL,  750 mL, 1000 mL, dan 1250 mL.  Optimasi waktu dan volume maserasi optimum ditentukan dengan cara penentuan rendemen nikotin yang diperoleh dengan metode titrasi asam-basa. Filtrat hasil maserasi yang disebut dengan isolat kasar, diuji aktivitasnya sebagai insektisida terhadap ulat grayak (Spodoptera litura). Identifikasi nikotin dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis dengan larutan pengembang CH3OH dan NH4OH (200:3)
    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) waktu maserasi optimum pada proses isolasi nikotin dari daun tembakau adalah pada 48 jam; (2) volume air optimum untuk maserasi dari 50 gram sampel daun tembakau adalah pada volume air 750 mL dengan rendemen nikotin sebesar 3,53 %; (3) isolat kasarnikotin dari 50 gram daun tembakau pada volume maserasi 250 mL, 500 mL, 750 mL, 1000 mL dan 1250 mL semuanya memiliki aktivitas sebagai insektisida terhadap ulat grayak. Efek insektisida tertinggi pada volume maserasi 250 mL yang mampu mematikan sampai 88,3 % dari 30 ekor target setelah 72 jam penyemprotan.
.


Minggu, 25 November 2012


Ujian Mid Semester

Matakuliah : Kimia Bahan Alam
Kredit : 2 SKS
Dosen : Dr. Syamsurizal, M.Si
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 november 2012
Waktu : 15.30 sd 09.00 pagi ( tanggal 26 november 2012 )

Jawaban anda di posting diblog masing – masing. Ujian ini open book. Bilamana ditemukan anda mencontek jawaban teman anda maka anda dipastikan GAGAL dari mata kuliah ini.

1.       Kemukakan gagasan anda bagaimana cara mengubah suatu senyawa bahan alam yang tidak punya potensi ( tidak aktif ) dapat dibuat menjadi senyawa unggul yang memiliki potensi aktifitas biologis tinggi. Berikan dengan contoh.
jawaban:
Perkembangan penggunaan obat-obatan tradisional khususnya dari tumbuh-tumbuhan untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah cukup meluas. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat adalah meniran (Osward, 1995). Meniran adalah herba yang berasal dari genus Phyllanthus dengan nama ilmiah Phylanthus niruri Linn (Heyne, 1987). Herba ini secara tradisional dapat digunakan sebagai obat radang ginjal, radang selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh dahak, peluruh haid, ayan, nyeri gigi, sakit kuning, sariawan, antibakteri, kanker, dan infeksi saluran kencing (Anonim, 2005; Mangan,2003). Herba meniran mengandung metabolit sekunder plavonoid, terpenoid, alkaloid dan steroid (Kardinan dan Kusuma, 2004). Beberapa hasil penelitian menunjukkan senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu monoterpenoid linalool, diterpenoid (-) hardwicklic acid, phytol, triterpenoid saponin dan tritepenoid glikosida (Grayson, 2000; Bigham et al., 2003; Lim et al., 2006; Anonim, 2007; Anonim, 2007)
Jadi menurut pendapat saya mengubahnya yaitu dengan cara mengetahui kandungan yang ada dalam tumbuhan tersebut serta bentuk struturnya,kemudian baru dicari pelarut  apa yang bisa mengubah bentu struktur dari senyawa tersebut atau bisa dengan menggunaka bakteri sehingga struturnya berubah sesuai yang diharapan untuk memdapatkansenyawa yang potensi ativitasnya lebih tingggi.
2.       Jelaskan bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam yang memiliki potensi biologis tinggi dan prospektif untuk kemaslahatan makhluk hidup dapat disintesis di laboratorium
Jawab:
            Yaitu dengan cara memilih pelarut yang tepat untuk mengisolasi senyawa tersebut agar dari larutan tersebut didapat senyawa yang murni.

3.       Jelaskan kaidah-kaidah pokok dalam memilih pelarut untuk isolasi dan purifikasi suatu senyawa bahan  alam. Berikan dengan contoh untuk 4 golongan senyawa bahan alam : Terpenoid, alkaloid, Flavonoid, dan Steroid.
jawab:
·         Pelarut mudah melarutkan bahan yang di ekstrak
·          Pelarut tidak bercampur dengan cairan yang di ekstrak
·          Pelarut mengekstrak sedikit atau tidak sama sekali pengotor yang ada
·         Pelarut mudah dipisahkan dari zat terlarut
·         Pelarut tidak bereaksi dengan zat terlarut melalui segala cara

Pada Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.      Sokletasi
Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran disokletasi dengan 5 L pelarut n –heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%.Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.
2.      Maserasi Seberat 1000 g serbuk kering herba meniran dimaserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipekatkan lalu dihidrolisis dalam 100 mL HCl 4 M. Hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n – heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas antibakteri.

Pada  senyawa alkaloid dilakukan 3 cara:
·         Destruksi
Bagian daun tumbuhan jambu Keling (Eugenia cumini (L.) Druce) didestruksi basah dengan HCl dalam metanol sebesar 2M kemudian dinetralisasi dengan penambahan basa NH4OH dan terjadi padatan berupa endapan.
·         Ekstraksi
Endapan dikeringkan dan diektraksi dan direndam dalam khloroform dan dipekatkan dengan alat rota-evaporator.
·         Pemisahan dan Pemurnian
Ekstrak pekat khloroform (2 g) dikhromatografi kolom dengan fasa diam silika gel 60 sebanyak 60 gram dengan fasa gerak khloroform: metanol dengan menaikkan kepolaran bertingkat. Fraksi yang keluar kolom khromatografi ditampung menggunakan vial serta dimonitor dengan khromatografi lapis tipis. Fraksi dengan Rf yang sama dan positip dengan pereaksi Maeyer yang ditandai dengan munculnya warna putih, digabung selanjutnya, diuapkan pelarutnya kemudian fraksi ini direkristalisasi untuk memperoleh kristal murni.

Pada senyawa flavanoid dalam hal ini minya atsiri:
Daun nilam yang telah dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, ditimbang sebanyak 1000 g lalu dimasukkan ke dalam ketel suling. Kemudian dipanaskan hingga diperoleh destilat yang mengandung minyak. Destilat yang mengandung minyak dan air membentuk dua lapisan. Minyak dan air dipisahkan dengan corong pisah. Destilasi diakhiri hingga destilat tidak lagi mengandung minyak.
Minyak yang diperoleh dikeringkan dengan menambah Na2SO4 anhidrous secukupnya untuk mengikat air yang masih terdapat dalam minyak, kemudian disaring untuk memperoleh minyaknya (Lampiran 1). Minyak yang diperoleh ditentukan indeks bias, berat jenis dan putaran optik (Tabel 4) dan diidentifikasi dengan kromatografi gas (Lampiran

4.       Jelaskan dasar titik tolak penentuan struktur suatu senyawa organik. Bila senyawa bahan alam tersebuat adalah kafein misalnya. Kemukakan gagasan anda hal – hal pokok apa saja yang di perlukan untuk menentukan strukturnya secara keseluruhan.
Jawab:
Yaitu dengan metoda spektroskopi infra red.  Prinsip menggunakan spektroskopi inframerah adalah pengukuran besarnya persen tranmitansi (%T) terhadap bilangan gelombang spectra, dimana data diperoleh melalui pengukuran sampel menggunakan spektroskopi inframerah. Sumber cahaya inframerah yang dilewatkan melalui suatu cermin lalu diteruskan cahay tersebut mengenai senyawa anlit organic sehingga sejumlah radiasi yang mengenai sampel akan sebagian diserap oleh partikel-partikel sampel dan sebagian akan diteruskan melewati sampel. Adanya radiasi inframerah yang mengenai sampel mengakibatkan atom-atom yang berikatan melakukan suatu vibrasi ulur dan vibrasi tarik. Perbandingan intensitas inramerah yang diserap dengan sampel dan intensitas inframerah mula-mula merupakan persen transmitans (%T) (Holas 2004)